Petualangan Anak Rantau

Asiknya Rayakan 8 Bulan Tinggal di Batam

2 DESEMBER 2018



Mungkin terlihat lucu sekaligus aneh bagi anak rantau yang tinggal di Batam. Aku seorang anak rantau yang sudah tinggal 8 Bulan di Batam, sejak 1 April kemarin menginjakan kaki di sini. Hobi ku yang suka jalan-jalan, jadi aku memutuskan untuk membuat suatu petualangan sederhana. Sederhana saja, karena hanya mengelilingi salah satu kecamatan yang ada di Batam. Rencananya pun sederhana saja, aku ingin ke pantai. Ditemani teman kos aku, kami berangkat Minggu (2/12)  pagi . Kami menyewa sepeda motor sebagai kendaraan kami. Bagiku selain jalan-jalan, hobi juga naik motor ngebut-ngebutan. Dan membuat khawatir teman ku saat di bonceng.


Hanya membutuhkan waktu sebentar dari Kecamatan Lubuk Baja untuk sampai ke Kecamatan Nongsa. Ya mungkin karena aku membawa sepeda motor sekencang tenaga kuda. Jalan yang kami lalui juga lurus saja, dari Jalan Yos Sudarso, lalu ke Jalan Sudirman, dan belok kiri ke Jalan Hang Tuah, sampai di simpang empat lampu lalu lintas, kalau belok ke kanan itu ke Bandara Hang Nadim, kalau belok ke kiri itu kurang tahu, karena belum pernah kan haha. Aku juga untuk pertama kalinya membawa motor berkeliling seperti ini. Karena aku tidak punya sepeda motor, dan belum pernah ada waktu yang pas untuk jalan-jalan seperti ini di Batam. Haha :D. Indah. Satu kata untuk menggambarkan awan di Batam yang tak pernah tak indah. Selama perjalanan walau fokus ke jalan, tetap saja awan menyuguhkan keindahannya di depan mata.


Tak lupa berhenti sebentar untuk mengambil beberapa foto dan video. Maklum, aku ingin membuat sebuah video yang nantinya bisa aku upload di Youtube. Jangan lupa nonton yah. Kami sudah sampai simpang tiga di Jalan Hang Tuah, kami belok kiri ke Jalan Hang Jebat. Memasuki Jalan Hang Jebat tidak selebar Jalan Hang Tuah, Jalannya lumayan kecil untuk sebuah jalan yang banyak dilalui kendaraan dengan tujuan berwisata. Yaps, di jalan inilah semua tempat wisata pantai berada, namun telah di ubah menjadi resort-resort. Masih di Jalan Hang Jebat, mengikuti jalan yang lurus saja, sampai nanti menemui dua jalan yang bercabang, kalau lurus ke tetap ke jalan Hang Jebat, kalau belok kirinya ke Jalan Hang Lekiu, disinilah resort-resort berada. Lurus saja mengikuti Jalan Hang Lekiu, dan di depan kami dihadapkan dengan dua jalan bercabang, disinilah salah satu tempat wisata pertama yang kami datangi, kami belok kiri menuju jalan setapak kecil, masih terlihat hutan, di kanan kiri dan ada kuburan. Lurus saja terus mengikuti jalan, ada juga dua anak remaja dibelakang kami namun sudah mendahului kami karena ngebut, aku juga memacu sepeda motor supaya mengikuti mereka. Agak takut rasanya karena jalan nya memang kecil, kanan kiri masih hutan, namun karena aku pantang untuk takut jadi aku ikuti saja dan akhirnya sebuah pemandangan yang sangat indah menyapa kami.






 Yaps, kami seperti berada di atas melihat hamparan laut
yang luas tanpa batas. Jauh di ujung sana, gedung gedung tinggi terlihat kecil. Ternyata itu daerah Ocarina, Batam Centre yang terlihat. Kami berhenti sebentar untuk melepas lelah, berfoto, bervideo juga tak ketinggalan. Kami ada di suatu tempat bernana Desa Wisata Kampung Terih. Aku mengetahui tempat ini juga dari media sosial, dan sangat ingin kesini untuk mencari tahu apa sih isi tempatnya. Setelah puas berfoto, kami turun kebawah, walau ternyata bukan pantai seperti yang dibayangkan, tapi aku telah membayangkan tempat ini adalah sebuah hutan bakau. Setelah memarkirkan motor, kami melangkahkan kaki ke arah dermaga. Ada dua dermaga, namun yang satu seperti tidak nyaman karena kecil sekali jalannya, membuat kami takut juga. Kami berjalan ke dermaga yang satunya, telihat jelas sangat indah pemandangannya. Kanan kiri hutan bakau, ada sebuah rumah panggung berdiri di atas laut tak jauh dari dermaga, mungkin itu sebuah restoran apung yang pernah kubaca juga, jauh di ujung sana gedung-gedung dari Batam Centre terlihat kecil. 

Di kanan, ada tulisan Pantai Terih, dan membentang hutan bakau. Ada bacaan juga, untuk naik perahu mengelilingi hutan bakau, namun aku tak begitu jelas melihat berapa pricenya sekali naik dan berkeliling. Kami berpuas diri mengabadikan dengan berselfie ria yang sayang untuk di lewatkan. Setelah itu jalan keluar dermaga, dan memasuki hutan bakau. Jujur, ini pertama kalinya aku ke hutan bakau. Ternyata begini bentuknya hutan bakau. Haha :D Jalan mengikuti jalan yang ada. Sampai akhirnya, teman ku si Regina, sudah kelelahan dimana ujungnya :D. Akhirnya kami mengakhiri berjalan di hutan bakau. Sebelum keluar, juga kami sempatkan berfoto di booth foto yang tersedia, sebagai kenang-kenangan yang akan disimpan. Setelah itu, kami menuju ke parkiran, dan sebelum kami pergi, kami membayar tiket masuk Desa Wisata Kampung Terih sebesar Rp.5.000 per orang.
Kami siap melanjutkan perjalanan ke tempat berikutnya ;)




Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Beli Xiaomi di Erafone “Owh baru tau Erafone Itu Apa’'

Operator Pabrik