UNTUK HUT RI KE 74 KIBARKAN BENDERA DI 17 TEMPAT




Perjalanan ini belum ada apa-apannya dibanding yang lain. Hanya saja, perjalanan ku ini adalah sebuah tekad yang kupersembahkan untuk milad bumi pertiwi ku ini. 74 tahun silam Indonesia ku merdeka dari jajahan Belanda selama 350 tahun. Sebagai anak muda aku juga ingin memperkenalkan secuil bagian dari Indonesiaku. Ku perkenalkan dengan mengibarkan bendera merah putih di 17 tempat, tepat pada 17 Agustus 2019, Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 74 tahun.


Ku mulai darimana menceritakan perjalananku. Ya kumulai saja dari memperkenalkan diri ku. Namaku Alisa Medina. Yang biasa dipanggil Blackpink saat ini. Mungkin suatu saat nama panggilan ku berubah. Aku bekerja disalah satu pabrik di Batam. Langsung saja kumulai cerita ku. Hari Jumat tanggal 16 Agustus 2019, jam 3 sore aku sudah pulang kerja. Aku langsung bergegas pergi ke swalayan langganan untuk membeli beberapa oleh-oleh dan snack untuk perjalanan esok. Tak ada waktu, sesampai di kos ku kemas barang-barangku, dan aku bersiap diri. Memang ku sengaja agak lama karena menunggu paketku datang. Ya paket itulah yang akan membantu ku dalam misi perjalanan ku esok. Waktu sudah menunujukan setengah 5, satu jam lagi kapal terakhir berangkat, aku sedikit keteteran barang ku banyak. Selang beberapa menit sebelum ojek onlineku datang paket kirimanku pun tiba. Hari itu ada 5 paket kiriman yang datang, itu semua barang-barang yang akan menemani ku esok. Tak ada waktu lagi, ojek online datang, dan kusuruh mengebut untuk bisa sampai ke pelabuhan Punggur. Ya, aku naik kapal ke salah satu dermaga yang ada di Bintan. Tujuan \ku adalah Bintan.


Rasanya bagaimana berlarian di pelabuhan, yang pasti rasanya ngos-ngosan dengan menggendong ransel seberat hampir 7 kilogram ditambah dua bawaan barang yang dipegang kanan kiri. Setelah ojek online sampai tepat pukul 17.20, ku berlari menuju loket, langsung kubeli tiket speedboat tujuan Uban. Ku langsung turun juga berlarian, takut ketinggalan kapal. Belum rezeki, aku ketinggalan kapal, dan harus menunggu kapal yang satunya. Sekitar setengah jam menunggu akhirnya mulai naik ke speedboat, sekitar pukul 17.58 kapal sudah berangkat. Bagaimana juga rasanya naik speedboat?. Rasanya jantung ku yang tadinya dipelabuhan mau copot seperti benaran copot dari dada ku. Ini kali pertamanya aku naik speedboad, kali pertamanya aku naik kapal sendiri, menuju Uban. Aku duduk terpaku sambil mengucap banyak sekali. Harus menunggu berapa lama agar sampai akupun tak tahu sebelumnya, ternyata sudah sampai dalam hitungan 15 menit, sungguh cepat sekali yang aku kira awalnya akan naik kapal seperti ini selama satu jam. Mau diletak kemana jantung ku kalau naik kapal begini lamanya satu jam.


Baiklah,saat turun kapal di depan teman ku sudah menunggu, temanku yang akan menemani perjalanan gilakku esok. Dia asli anak daerah ini. Dia pernah memakai nama media sosial dengan Gode Bintan. Cocok memang. Karena dia sangat-sangat tahu daerahnya. Namanya Godeliva, panggil saja Gode. Nama yang cantik bukan? Secantik orangnya juga. Sungguh senang punya teman dengan jiwa yang sama menyukai jalan-jalan dan berpetualang.


Ternyata jauh sekali Pelabuhan Tanjung Uban ini dari rumahnya sekitar satu jam. Aku yang membawa sepeda motor. Aku ingin merasakan bagaimana perjalanan yang ia ceritakan padaku sebelumnya. Jauh, lampu jalan remang-remang, kadang hampir tak ada lampu jalan, dan sepi. Dan memang benar cerita dia. Ku pacu sepeda motor dengan kecepatan hampir 80km/jam. Taburan kerlap kerlip bintang yang langka dilihat di tengah kota, dapat kusaksikan menemani perjalanan malam hari dengan bulan bulat bewarna merah terang. Sungguh indah sekali. Kami sudah melewati beberapa jembatan, lalu desa-desa, dan kami melewati Gunung Bintan, ini dia salah satu gunung, belum bisa disebut gunung karena ketinggiannya belum mencapai rata-rata, hanya saja penduduk disana ada yang menyebut gunung atau bukit saja. Ingin rasanya di lain kesempatan ku buat list untuk menyusuri Gunung Bintan ini. Tapi kuselesaikan dulu misi jalan-jalanku ini. Kami bertukar mengenderai sepeda motor tepat di Gapura Sri Bintan. Ya kami sudah masuk desa itu. Masih jauh lagi untuk menuju rumah Gode. Ku nikmati angin malam dan bintang-bintang yang bersinar terang. Sekitar setangah 9 kami sudah sampai di rumah Gode yang berada di Desa Pengudang, daerah pantai Pengudang. Ya ini salah satu list pantai yang akan aku datangi, tak tahunya rumah teman ku hanya 2 kilometer saja dari pantainya. Sesampai di rumah, Gode juga terkejut dengan barang bawanku yang begitu banyak, dan penasaran membuka 5 bungkus paketku. Ku lewatkan saja cerita isi paketku, kami berdua lanjut tidur agar memiliki energi penuh untuk esok.


Sekitar pukul 8 pagi kami sudah bersiap pergi. Tujuan pertama kami yang terdekat adalah pantai Pengudang. Pantainya luas, airnya bening, harusnya disaat matahari mulai terbit kami kesana. Ya, matahari terbit bisa dilihat dari pantai ini. Dari pantai ini ada beberapa pulau kecil. Kami keliling sampai ujungnya, mentok sampai ke salah satu rumah Mangrove. Disisi ujung pantai ini bisa dilihat adalah adanya batu-batu granit. Namun, sepanjang garis pantai tadi jarang ada batu granit. Percis yang kulihat gambarnya di Google Maps. Ini adalah tempat pertama aku mengibarkan bendera merah putih. Ya misi ku adalah mengibarkan 17 bendera di 17 tempat di Bintan. Kemana sajakah kaki ini akan melangkah menjejaki Kabupaten ini?. Perjalanan selanjutnya, kami ke arah SMA N 1 Teluk Sebong. Itu menuju arah Lagoi. Kalau di maps jaraknya sekitar 22 kilometer, kurang lebih memang segitu jaraknya. Aku akan menceritakan titik kedua pengibaran bendera. Ini perjalanan terkestrem menurut ku. Tapi nanti saja kuceritakan, di episode selanjutnya.


 Kami sampai di simpang Lagoi sekitar pukul 11 siang. Kami berhenti untuk makan siang, di depan kami adalah terminal bus yang saat itu dipakai untuk acara tujuhbelasan. Sesudah makan siang, kami langsung bergegas menuju Lagoi. Ya, ini dia, yang paling terkenal di Kepulauan Riau yaitu Lagoi Beach and resorts. Bukan hanya pantainya saja, tapi terkenal dengan areal yang sudah di jadikan resort-resort mewah dengan harga per malamnya sangat fantastis. Dan masuknya pun sulit, kita tidak bisa sembarangan masuk ke resorts itu. Jadi tujuan ketiga kita adalah Lagoi Bay Beach saja. Jalannya sudah bagus, walau kanan kiri masih hutan, mungkin memang sengaja, itulah pesona Lagoi, setiap jalan diberikan tanda per kilometer, kalau tidak salah di kilometer ke 6 kami berhenti. Ini adalah pengibaran bendera di titik ketiga yaitu di depan jalan masuk Safari Lagoi. Ya, ini salah satu kebun binatang kalau kata Gode yang ada di Bintan, sengaja mengambil titik poto ini, karena ada juga bendera merah putih di pasang. Kapan-kapan nanti kesini lagi ya masuk menjalahi Safari Lagoi. Perjalanan masih agak jauh, setelah sampai di kilometer 10 jalannya baru sampai di pos sekuriti. Ada dua jalan, kalau ke kiri ada Treasure Bay, ada Nirwana Resort, dan banyak lagi, kita belok kanan, tidak jauh ada ada belokan ke kiri dan lurus, kalau lurus itu ada Club Med Resort, Ria Bintan Golf and Resort, dan masih banyak lagi tentu saja kita belok ke kiri, kalau kita jalan lurus kita mau ngapain ke resort termewah itu. Tak berapa lama kita sudah sampai di Lagoi Bay Beach, ada danau kecil, sengaja kita keliling danau sebelum parkir. Mau berfoto nanti saja, sangat terik sekali karena kita sampai sekitar jam 12 siang. Lalu kita masuk, dan sampailah di ikon wisata dari Bintan ini, Lagoy Bay Beach. Tidak diminta parkir ataupun uang masuk. Tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Kata Gode, tidak jauh dari Lagoi Bay Beach ini ada juga resort termewah The Sanchaya. Wah bagimana juga rasanya masuk resort mewah itu. Menikmati pantai gratisan juga sudah asik.


Kita berdua berkeliling lalu mencari tempat berteduh. Memang indah. Pantainya indah, bersih, berpasir putih. Walau terik tetap saja ada yang mandi di pantai. Mungkin biar makin eksotis badai. Kami istirahat sejenak. Tak lupa mempersiapkan kamera dan bendera. Ya, ini titik ke empat aku mengibarkan bendera merah putih, di Lagoi Bay Beach. Ikon wisata dari Bintan yang sudah sangat terkenal. Kita, tak bisa berlama-lama, kami melanjutkan perjalanan lagi, sebelum keluar dari areal Lagoi Bay Beach, inilah titik kelima aku mengibarkan bendera merah putih, sebut saja di danau Lagoi Bay Beach. Ada dua patung yang sengaja di buat, yaitu patung Laksamana Cheng Ho dengan sedikit sejarah yang terpahat di papan batu. Ia pernah singgah di Bintan dan Lingga. lalu ada patung Hang Tuah, ini adalah pahlawan melayu yang namanya sudah tak asing lagi karena banyak dijadikan nama jalan di Indonesia. Setelah berfoto ria, dan menikmati keheningan danau, kami bergegas pergi berbalik arah menuju gerbang pintu masuk di simpang Lagoi tadi. Ceritaku masih panjang. Cerita ku ini sudah halaman kelima di Microsoft word. Akan aku lanjutkan cerita ku di episode ke dua, agar tidak bosan membacanya. Sampai bertemu di episode kedua cerita Expedisi Pengibaran Bendera di 17 tempat ya. Merdeka !

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Beli Xiaomi di Erafone “Owh baru tau Erafone Itu Apa’'

Operator Pabrik